Gambar Sampul Agama Islam · f_BAB VI Meniti Hidup dengan Kemuliaan
Agama Islam · f_BAB VI Meniti Hidup dengan Kemuliaan
Nelty Khairiyah

22/08/2021 07:50:35

SMA 10 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

88

Kelas X SMA/MA/SMK/MAK

Meniti Hidup dengan

Kemuliaan

Diketahui dan Diperolehnya Nilai dan Perilaku Mulia

Hidup Mulia dengan

Pengendalian Diri

(

Mujāhadah an-Nafs

)

Hidup Mulia dengan

Prasangka Baik

(

¦usnu§§an

)

Hidup Mulia dengan

Persaudaraan

(ukhuwwah

)

Analisis

Q.S. al-¦ujurāt

/49:10

Analisis

Q.S. al-¦ujurāt

/49:12

BAB

VI

Meniti Hidup

dengan Kemuliaan

Bagan Alir

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

89

Membuka Relung Hati

Cermati kisah berikut.

Hidup mulia atau mati

syahid

! Sebuah

ungkapan yang bermakna ajakan untuk

hidup secara mulia atau mati secara

syahid

.

Jika direnungkan, ungkapan tersebut

memiliki makna yang sangat dalam. Hidup

mulia adalah dambaan setiap manusia

ketika hidup di dunia. Mati

syahid

adalah

salah satu cara mendapatkan anugerah Allah

Swt. kelak di akhirat, yaitu surga yang penuh

dengan kenikmatan. Jadi, hidup mulia dan

mati

syahid

adalah ungkapan yang selalu

memotivasi orang yang beriman agar selalu

berada di jalan Allah Swt. Agar lebih jelas

memahami ungkapan tersebut, cermatilah

pengalaman hidup Nabi Yusuf as. berikut

ini.

Ketika usianya masih sangat belia, ia

dicemplungkan dengan sengaja ke sebuah

perigi

oleh saudara-saudaranya sendiri. Ia

memang selamat setelah ditemukan oleh

serombongan

kafilah

. Namun, mereka

membawa Yusuf kecil ke Mesir dan men­

jualnya sebagai

hamba sahaya

. Untuk beberapa lama ia pun hidup sebagai

pembantu di rumah seorang pejabat Mesir.

Sejalan dengan usianya yang tumbuh menanjak dewasa, ujian pun men-

datanginya. Istri si pejabat bersiasat merayu dan menggoda Si Tampan Yusuf.

Inilah ujian yang amat berat karena pada akhirnya, Yusuf-lah yang kemudian

menjadi tertuduh melakukan perbuatan mesum kepada majikannya. Kata Yusuf,

“Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka

kepadaku...” (Q.S. Yusuf/12:33).

Seperti yang kalian ketahui, Nabi Yusuf as. pun

akhirnya memang dipenjara. Inilah episode memilukan dari kehidupan manusia.

Apa yang selanjutnya terjadi terhadap Nabi Yusuf as., apakah ia terpuruk dan

tenggelam dalam kesengsaraan? Tidak! Tetapi lihatlah, penjara justru menjadi

batu ujian terhadap kenabian Yusuf as. hal yang lebih membahagiakannya adalah

melalui episode itu, Allah Swt. mempertemukan kembali Yusuf dengan orang tua

dan saudara-saudaranya.

Sumber: Dok. Kemendikbud

Gambar 6.1

Tentara, sebagai simbol pembela negara.

90

Kelas X SMA/MA/SMK/MAK

Catatlah tiga istilah kunci ini yaitu

pengendalian diri, prasangka baik, dan

persaudaraan

. Nabi Yusuf as. adalah sosok terpuji karena kemampuannya

mengendalikan diri untuk tidak memenuhi nafsu setan istri seorang pejabat

Mesir. Lagi, ia pun berhasil mengendalikan diri untuk tidak secara semena­

mena menuntut balas atas saudara-saudaranya yang telah berbuat keji tehadap

dirinya. Padahal, kalau mau sebagai pejabat tinggi pasti sangat mudah baginya

menuntut balas. Di saat-saat ia menanggung cobaan berat dengan dibuang ke

perigi

, kemudian dilelang sebagai

hamba sahaya

, dan dipenjara karena dituduh

memerkosa, tidaklah pernah ia berprasangka buruk kepada Allah Swt. atas takdir

yang menimpanya. Ia pun tidak menaruh prasangka buruk terhadap saudara­

saudaranya yang keji. Bahkan Nabi Yusuf as. memilih untuk menghimpun mereka

dalam keutuhan keluarga yang penuh persaudaraan.

Setelah kamu membaca kisah di atas, bagaimana pendapatmu tentang

kisah tersebut? Apa yang kamu lakukan jika hal tersebut menimpa dirimu?

Apakah akan menuruti “ajakan setan” untuk memenuhi hawa nafsumu

ataukah melawannya dengan segala daya dan upaya?

Aktivitas 1

Mengkritisi Sekitar Kita

Cermati gambar dan wacana berikut!

Sumber: Dok. Kemendikbud

Gambar 6.2

Alam adalah anugerah Allah

Swt. yang harus dijaga.

Sumber: Dok. Kemendikbud

Gambar 6.3

Tetap berbaik sangka kepada

Allah Swt. walaupun sedang

sakit.

Sumber: Dok. Kemendikbud

Gambar 6.3

Memberikan hadiah kepada

orang lain sebagai tanda

persaudaraan.

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

91

Perhatikan berbagai gejala yang terjadi di masyarakat kita. Keserakahan

manusia dalam berbagai usaha eksploitasi alam, telah menimbulkan bencana

yang mengerikan, dan telah “membunuh” ribuan manusia. Tidak hanya oleh

bencana alam, kematian banyak manusia secara sia­sia juga disebabkan oleh

penggunaan jalan raya dengan semena-mena, konsumsi minuman dan obat-

obatan terlarang, kekerasan dan bentrokan antarkeyakinan, antardesa, dan

bahkan antarsaudara.

Angka kriminalitas pun makin menanjak tinggi, berjalan secara paralel dengan

perilaku korupsi yang mungkin lebih tinggi. Pada sisi lain, sebagian masyarakat

hidup dengan perasaan sensitif, saling curiga, beringas, egois, dan individualis.

Semua hal tersebut di atas telah menimbulkan kerugian yang sangat luar

biasa. Kerugian tersebut tidak saja bersifat materi, tetapi juga nonmateri.

Kerugian materi berupa tingginya biaya hidup, biaya untuk berobat, kehilangan

sumber penghasilan, dan lain sebagainya mungkin dapat diatasi dengan berbagai

bantuan dari pihak lain. Akan tetapi, kerugian nonmateri, seperti hilangnya rasa

aman dan nyaman, hidup dalam ketakutan, hingga hilangnya nyawa dengan sia-

sia, tentu saja tidak dapat diganti atau dibayar dengan benda yang sangat mahal

sekalipun.

Oleh karena itu, untuk mencegah hal tersebut tidak ada jalan atau cara lain

yang harus ditempuh kecuali selalu menjalankan perintah agama serta aturan-

aturan yang berlaku di masyarakat, baik yang tertulis maupun tidak tertulis.

Berupa peraturan­peraturan pemerintah, dan berupa nilai­nilai moral­etik yang

ada di masyarakat.

Amati berbagai gejala di atas. Buatlah kemungkinan-kemungkinannya.

Apa penyebab semua fenomena itu dapat terjadi? Apa kemungkinan-

kemungkinan yang dapat kamu lakukan untuk mencegah atau mengurangi

semua itu?

Aktivitas 2

92

Kelas X SMA/MA/SMK/MAK

Memperkaya Khazanah Peserta Didik

A. Memahami Makna Pengendalian Diri, Prasangka Baik,

Husnużżan

dan

Persaudaraan (

Ukhuwah

)

1. Pengendalian Diri (

Mujāhadah an-Nafs

)

Pengendalian diri atau kontrol diri (

Mujāhadah an-Nafs

) adalah

menahan diri dari segala perilaku yang dapat merugikan diri sendiri dan

juga orang lain, seperti sifat serakah atau tamak. Dalam literatur Islam,

pengendalian diri dikenal dengan istilah

aś-śaum

, atau puasa. Puasa adalah

salah satu sarana mengendalikan diri. Hal tersebut berdasarkan hadis

Rasulullah saw. yang artinya:

“Wahai golongan pemuda! Barangsiapa dari

antaramu mampu menikah, hendaklah dia nikah, yang demikian itu amat

menundukkan pemandangan dan amat memelihara kehormatan, tetapi

barangsiapa tidak mampu, maka hendaklah dia puasa, karena (puasa) itu

menahan nafsu baginya.”

(H.R. Bukhari)

Jadi, jelaslah bahwa pengendalian diri diperlukan oleh setiap manusia

agar dirinya terjaga dari hal-hal yang dilarang oleh Allah Swt.

Dapatkah kamu memberikan contoh perilaku yang menunjukkan sikap

pengendalian diri? Diskusikan dengan teman-temanmu.

2. Prasangka Baik (

usnu

żżan

)

Prasangka baik atau

ĥ

usnu

żż

an

berasal dari kata Arab, yaitu

ĥ

usnu

yang

artinya baik, dan

ż

an

yang artinya prasangka. Jadi, prasangka baik atau

positive thinking

dalam terminologi Islam dikenal dengan istilah

ĥ

usnu

żż

an

.

Istilah

ĥ

usnu

żż

an

adalah sikap orang yang selalu berpikir positif terhadap

apa yang telah diperbuat oleh orang lain. Lawan dari sifat ini adalah

buruk sangka (

su’u

żż

an

), yaitu menyangka orang lain melakukan hal-hal

buruk tanpa adanya bukti yang benar. Dalam ilmu akhlak,

ĥ

usnu

żż

an

dikelompokkan ke dalam tiga bagian, yaitu

ĥ

usnu

żż

an

kepada Allah Swt.

ĥ

usnu

żż

an

kepada diri sendiri, dan

ĥ

usnu

żż

an

kepada orang lain.

Prasangka baik adalah sifat yang sangat penting untuk dimiliki oleh

setiap orang yang beriman. Sebaliknya, prasangka buruk adalah sifat

yang harus dijauhi dan dihindari. Mengapa demikian? Dapatkah kamu

menjelaskan dan mengemukakan dampak positif dari perilaku

ĥ

usnu

żż

an

,

serta dampak negatif dari perilaku

su’u

żż

an

?

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

93

3. Persaudaraan (

ukhuwwah

)

Persaudaraan (

ukhuwwah

) dalam Islam dimaksudkan bukan sebatas

hubungan kekerabatan karena faktor keturunan, tetapi yang dimaksud

dengan persaudaraan dalam Islam adalah persaudaraan yang diikat oleh

tali

aqidah

(sesama muslim) dan persaudaraan karena fungsi kemanusiaan

(sesama manusia makhluk Allah Swt.). Kedua persaudaraan tersebut sangat

jelas dicontohkan oleh Rasulullah saw., yaitu mempersaudarakan antara

kaum

Muhajirin

dan kaum An

ș

ar, serta menjalin hubungan persaudaraan

dengan suku­suku lain yang tidak seiman dan melakukan kerja sama

dengan mereka.

B. Ayat-Ayat

al-Qur’ān

tentang Pengendalian Diri, Prasangka Baik, dan

Persaudaraan (

ukhuwah

)

1.

Q.S. al-Ḥujurāt/49:12

a. Lafal Ayat dan Artinya

“Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka,

sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu

mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu

yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu

yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu

merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha

Penerima tobat, Maha Penyayang.”

1. Bacalah ayat di atas dengan

tartil

sesuai dengan kaidah

tajwid

yang

benar. Lakukan bersama teman-teman sekelasmu secara berpasangan

dan bergantian.

2. Hafalkan ayat tersebut untuk memperkaya perbendaharaan hafalan

ayat dengan menggunakan bantuan alat perekam atau pun saling

memperdengarkan dengan sesama teman di kelas.

3. Hafalkan arti ayat di atas agar makin bertambahnya kecintaan kepada

al-Qur’±n

dan bertambah keimanan kepada Allah Swt.

4. Carilah ayat lain yang berhubungan dengan perilaku

¦usnu§§an

.

Aktivitas 3

94

Kelas X SMA/MA/SMK/MAK

b. Hukum

Tajwid

Lafal

Hukum

Tajwid

Lafal

Hukum

Tajwid

Mad Jāiz Munfaśil

Idgām Mutama

¡¡

ilain

Alif Lam Syamsiyah

Ikhfa’ Syafawi

Temukanlah hukum

tajwid

lainnya yang terkandung di dalam ayat di

atas. Baik itu berupa

mad, i§h±r, ikhfa’, iqlab, Idg±m bigunnah, Idg±m

bilagunnah, i§h±r syafawi, ikhfa’ syafawi, Idg±m mutama¡¡ilain,

dan

lainnya.

Aktivitas 4

2.

Q.S. al-�ujurāt/49:10

a. Lafal Ayat dan Artinya

“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu

damaikan

lah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah

kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.”

1. Bacalah ayat di atas dengan

tartil

sesuai dengan kaidah

tajwid

yang

benar.Lakukan bersama teman-teman sekelasmu secara berpasangan dan

bergantian.

2. Hafalkan ayat tersebut untuk memperkaya perbendaharaan hafalan

ayat dengan menggunakan bantuan alat perekam ataupun saling

memperdengarkan dengan sesama teman di kelas.

3. Hafalkan arti ayat di atas agar makin bertambahnya kecintaan kepada

al-

Qur’±n

dan bertambah keimanannya kepada Allah Swt.

4. Carilah ayat lain yang berhubungan dengan perilaku persaudaraan.

Aktivitas 5

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

95

b. Hukum

Tajwid

Lafal

Hukum

Tajwid

Lafal

Hukum

Tajwid

Alif Lam Syamsiyah

I

§

hār Syafawi

Ikhfa’

Tafkh

³

m

Temukan hukum

tajwid

lainnya yang terkandung di dalam ayat di atas. Baik

itu berupa

mad, i§h±r, ikhfa’, iqlab, Idg±m bigunnah, Idg±m bilagunnah,

i§h±r syafawi, ikhfa’ syafawi, Idg±m mutama¡¡ilain,

dan lainnya.

Aktivitas 6

c. Kandungan Ayat

Pada ayat di atas Allah Swt. menegaskan ada dua hal pokok yang perlu

diketahui. Pertama, bahwa sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara.

Kedua, jika terdapat perselisihan antarsaudara, kita diperintahkan oleh Allah

Swt. untuk melakukan

iślah

(upaya perbaikan atau perdamaian).

Apakah indikasi dari suatu persaudaraan? Rasulullah saw. bersabda,

“Demi Allah yang menguasai diriku! Seseorang di antara kalian tidak dianggap

beriman kecuali jika dia menyayangi saudaranya sesama mukmin sama seperti

dia menyayangi dirinya sendiri.” (H.R. Bukhari)

Selain itu Rasulullah saw. juga menegaskan,

“Seorang muslim adalah

orang yang lidah dan tangannya tidak menyakiti muslim lain, dan orang yang

berhijrah adalah orang yang meninggalkan semua larangan Allah.”

(H.R.

Bukhari)

Diskusikan dengan sesama temanmu. Bagaimana cara yang harus

dilakukan jika di kelasmu ada teman yang sedang “marahan” sehingga

antara teman yang satu dan yang lainnya tidak saling bertegur sapa dan

berinteraksi?

Aktivitas 7

96

Kelas X SMA/MA/SMK/MAK

C. Hadis tentang Pengendalian Diri, Prasangka Baik, dan Persaudaraan

1. Hadis tentang Pengendalian Diri

Diriwayatkan dari Abi Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda:

“Orang yang perkasa bukanlah orang yang menang dalam perkelahian,

tetapi orang yang perkasa adalah orang yang mengendalikan dirinya

ketika marah.”

(H.R. Bukhari dan Muslim)

2. Hadis tentang Prasangka Baik

Rasulullah saw. bersabda:

“Jauhkanlah dirimu dari prasangka buruk, karena sesungguhnya

prasangka itu adalah perkataan yang paling dusta.” (H.R. Bukhari)

3. Hadis tentang Persaudaraan

Diriwayatkan dari Nu’man bin Basyir ra. bahwa Rasulullah saw.

Bersabda:

“Perumpamaan orang-orang mukmin dalam saling mencintai, saling

mengasihi, dan saling menyayangi, seperti satu tubuh. Apabila satu organ

tubuh merasa sakit, akan menjalar kepada semua organ tubuh, yaitu tidak

dapat tidur dan merasa demam.” (H.R. Muslim)

Hafalkan ketiga hadis atau salah satu hadis di atas berikut artinya. Tuliskan

hadis yang kamu hafalkan dan laporkan kepada gurumu.

Aktivitas 8

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

97

Pesan-Pesan Mulia

Simaklah kisah berikut. Kemudian cermati secara saksama pelajaran yang

terkandung di dalamnya.

Kisah Habil dan Qabil

Qabil adalah salah seorang anak Nabi Adam as. yang bersaudara kembar

dengan Iqlima. Sementara Habil adalah anak Nabi Adam as. yang bersaudara

kembar dengan Labuda. Iqlima terlahir dengan paras yang cantik, sementara

Labuda tidak secantik Iqlima. Semua keturunan Nabi Adam as. hidup damai

sampai mereka dewasa.

Kemudian, turun perintah Allah Swt. agar Nabi Adam as. menikahkan anak-

anaknya. Allah Swt. memerintahkan agar anak yang terlahir sebagai saudara

kembar harus dinikahkan dengan anak kembar yang lain. Dengan ketentuan

tersebut, Qabil harus menikah dengan Labuda, dan Habil harus menikah dengan

Iqlima.

Ketika Nabi Adam as. menyampaikan perintah tersebut, Qabil tidak

menyetujuinya. Pasalnya, sudah lama Qabil menyukai Iqlima. Dia menolak

menikahi Labuda, dan tetap akan menikahi Iqlima. Dengan bijak, Nabi Adam as.

mengingatkan Qabil bahwa ketentuan Allah Swt. harus ditaati. Namun, Qabil

tetap pada kehendaknya untuk menikahi Iqlima, saudara kembarnya yang lebih

cantik. Akhirnya, dengan memohon petunjuk Allah Swt. dengan bijaksana Nabi

Adam as. memerintahkan Qabil dan Habil untuk berkurban. Siapa pun yang

kurbannya diterima oleh Allah Swt., segala kebutuhan dan keinginannya akan

dikabulkan oleh Allah Swt., termasuk keinginan Qabil untuk menikahi Iqlima.

Setelah semuanya dirasa siap, Qabil dan Habil pun mempersembahkan

kurbannya masing-masing di atas bukit dengan disaksikan oleh semua anggota

keluarga. Qabil mempersembahkan hasil pertaniannya. Ia sengaja memilih

gandum dari jenis yang jelek. Habil mempersembahkan seekor kambing terbaik

dan yang paling ia sayangi. Kemudian, dengan perasaan berdebar-debar, mereka

menyaksikan dari jauh. Tak lama berselang, tampak api besar menyambar

kambing persembahan Habil, sedangkan gandum persembahan Qabil tetap utuh

yang berarti kurban Habillah yang diterima.

Melihat kenyataan tersebut, Qabil yang berperangai tidak baik dan

terpengaruh hasutan iblis, menaruh dendam kepada Habil. Terpikir olehnya,

agar keinginannya menikahi Iqlima, tidak ada cara lain kecuali membunuh Habil.

Ketika terdapat kesempatan untuk melaksanakan niat jahatnya tersebut, Qabil

benar­benar melaksanakannya. Ketika Habil sedang seorang diri, Qabil datang

menghampirinya dengan niat untuk membunuh saudaranya itu. Mengetahui

hal tersebut, Habil mengingatkan Qabil agar senantiasa mengingat Allah Swt.

98

Kelas X SMA/MA/SMK/MAK

dan hendaklah takut kepada-Nya. Habil berkata kepada Qabil,

“Sungguh jika

kamu menggerakkan tanganmu untuk membunuhku, aku sekali-kali tidak akan

menggerakkan tanganku untuk membunuhmu. Sesungguhnya aku takut kepada

Allah, Tuhan seru sekalian alam.” (Q.S. al-Mā’idah/5:28)

Setelah Habil terbunuh, Qabil merasa bingung. Diguncang-guncangkan tubuh

saudaranya itu, namun tetap tidak bergerak. Lalu jenazah Habil dibawa ke sana­

kemari dengan perasaan kacau, tak tahu apa yang harus dilakukannya. Ia merasa

sangat menyesal sehingga air matanya berlinang membasahi pipinya.

Dalam kebingungannya, Allah Swt. menurunkan

ilham

melalui dua ekor

burung gagak yang bertarung untuk memperebutkan daging mayat Habil. Salah

seekor dari burung gagak itu tewas dalam pertarungan tersebut. Kemudian,

burung gagak yang masih hidup menggali tanah, menarik gagak yang telah

menjadi bangkai untuk dimasukkan ke dalam tanah yang telah digali dengan

cakarnya, kemudian menimbunny

a dengan tanah.

Demikianlah, Qabil meniru perbuatan burung gagak itu. Ia menggali tanah dan

menguburkan mayat Habil dan menimbunnya dengan tanah. Menyadari dirinya

telah melakukan kesalahan yang sangat besar, Qabil pun merasa ketakutan. Ia

kemudian tidak berani untuk pulang ke rumah, bahkan pergi meninggalkan

kedua orang tua dan saudara­saudaranya. Ia benar

­benar tidak kembali lagi,

pergi masuk hutan keluar hutan, menaiki gunung, dan menuruni lembah tak jelas

arah dan tujuan.

Disarikan dari berbagai sumber

Setelah membaca kisah di atas, bagaimana perasaanmu? Tentu prihatin,

bukan?

Diskusikan dan kemukakan kepada gurumu, hubungan sifat pengendalian

diri,

¥usnu¡¡an

, dan persaudaraan sesuai dengan kisah di at

as.

Aktivitas 8

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

99

Menerapkan Perilaku Mulia

Amati kisah pendek berikut ini. Tulislah analisismu mengenai hal­hal penting

yang berkaitan dengan nilai-nilai dan sikap mulianya.

Aku Ingin Satu Angka Lagi

Semua orang pasti mengetahui siapakah Rudi Hartono itu? Dia adalah

legendaris

badminton

yang saat itu telah tujuh kali menjadi juara pertandingan

bulu tangkis

All England

di Wimbledon, Inggris. Tetapi belum banyak orang yang

mengetahui bahwa suatu ketika pahlawan bulu tangkis ini berada pada keadaan

yang amat sangat terjepit.

Kala itu Rudi Hartono harus mem

pertahankan gelarnya sebagai juara dunia. Ia

harus menghadapi Strue Johnson, juara bulu tangkis dari Swedia. Ini adalah lawan

sekaligus musuh bebuyutannya. Stadion Wimbledon pun riuh-rendah sesaat

sebelum keduanya memulai pertandingan. Sementara itu, rakyat Indonesia

deg-degan mendengarkan siaran langsung pertandingan melalui Radio Republik

Indonesia (RRI).

Pertandingan pun dimulai. Adu pukul

shuttel-cock

pun cepat memanas.

Sialnya, pada set pertama Rudi Hartono kalah. Set kedua dimulai, adu pukul dan

adu

smash

pun makin mengharu-biru semua penonton. Kali ini benar-benar

celaka, di ujung set kedua Rudi Hartono tertinggal angka dalam posisi 0­14.

Seluruh pendengar RRI (waktu itu masih sangat sedikit penduduk Indonesia yang

memiliki TV) yang mengikuti pertandingan itu menjadi tegang. Jika salah pukul,

pasti Rudi Hartono akan kalah.

Untung, Strue Johnson melakukan kesalahan.

Shuttel-cock

pun berpindah ke

tangan Rudi. Nah, ketika akan memukul

shuttel-cock

itulah Rudi Hartono berkata

dalam hati kecilnya, “Aku ingin satu angka saja!”

Lalu ia pun memukulnya ke arah lawan. Masuk! Strue Johson tak mampu

menahan

shuttel-cock

. Satu angka untuk Rudi, jadilah 1­14. Rudi pun kembali

memukul

shuttel-cock

. Seperti tadi, kali ini hati kecilnya kembali berkata, “Aku

ingin satu angka saja!”

Demikianlah, satu demi satu angka direbut oleh Rudi Hartono. Posisi angka

pun berubah drastis menjadi 14­14. Strue Johnson tercengang tak habis­habis,

mengapa dirinya sampai terkejar begitu cepat oleh lawannya. Inilah yang

menyebabkan mentalnya jatuh. Set kedua pun dimenangkan Rudi Hartono

dengan amat sangat sulit.

Di set ketiga, Strue Johnson kehabisan napas seiring dengan mentalnya yang

melorot. Dengan mudah set ketiga dimenangkan Rudi Hartono. Inilah yang

kemudian mengantar Rudi Hartono menjadi juara dunia bulu tangkis kedelapan

kali!

Disarikan dari berbagai sumber

100

Kelas X SMA/MA/SMK/MAK

Sekarang analisis beberapa contoh perilaku yang mencerminkan sikap

pengendalian diri,

ĥ

usnu

żż

an

, dan persaudaraan, baik di lingkungan keluarga,

sekolah, masyarakat sekitar, hingga masyarakat dunia.

A. Pengendalian Diri (

Mujāhadah an-Nafs

)

1. Bersabar dengan tidak membalas

terhadap ejekan atau cemoohan teman

yang tidak suka terhadap kamu.

2. Memaafkan kesalahan teman dan orang

lain yang berbuat “aniaya” kepada kita.

3.

Ikhlas terhadap segala bentuk cobaan

dan musibah yang menimpa, dengan

terus berupaya memperbaiki diri dan

lingkungan.

4. Menjauhi sifat dengki atau iri hati kepada

orang lain dengan tidak membalas

kedengkian mereka kepada kita.

5. Mensyukuri segala nikmat yang telah diberikan Allah Swt. kepada kita, seta

tidak merusak nikmat tersebut. Seperti menjaga lingkungan agar selalu bersih,

menjaga tubuh dengan merawatnya, berolahraga, mengkonsumsi makanan

dan minuman yang halal, dan sebagainya.

B

.

Prasangka Baik

(

¦

usnu

żżan)

1. Memberikan apresiasi atas prestasi yang

dicapai oleh teman atau orang lain dalam

bentuk ucapan atau pemberian hadiah.

2. Menerima dan menghargai pendapat

teman/orang lain meskipun pendapat

tersebut berlawanan dengan keinginan kita.

3. Memberi sumbangan sesuai kemampuan

kepada peminta-minta yang datang ke

rumah kita.

4. Turut serta dalam kegiatan­kegiatan sosial

baik di lingkungan rumah, sekolah, ataupun

masyarakat.

5. Mengerjakan tugas­tugas yang diberikan

kepada kita dengan penuh tanggung jawab.

Sumber: Dok. Kemendikbud

Gambar 6.5

Mentaati tata tertib di mana saja berada

merupakan perilaku mulia.

Sumber: Dok. Kemendikbud

Gambar 6.6

Bersalam-salaman sangat dianjurkan

dalam ajaran Islam.

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

101

C. Persaudaraan (

Ukhuwwah

)

1. Menjenguk/mendoakan/membantu teman/orang lain yang sedang sakit atau

terkena musibah.

2. Mendamaikan teman atau saudara yang berselisih agar mereka sadar dan

kembali bersatu.

3. Bergaul dengan orang lain dengan tidak memandang suku, bahasa, budaya,

dan agama yang dianutnya.

4. Menghindari segala bentuk permusuhan, tawuran, ataupun kegiatan yang

dapat merugikan orang lain.

5. Menghargai perbedaan suku, bangsa, agama, dan budaya teman/orang lain.

Rangkuman

1. Pengendalian diri (

mujāhadah an-nafs

) adalah perilaku sebagai upaya untuk

tetap berada dalam setiap kebaikan dan terhindar dari sifat

­sifat yang dapat

membinasakan dirinya, orang lain, maupun lingkungan.

2.

Berbaik sangka (

ĥ

usnu

żż

an

) adalah sifat di mana orang lain dipandang

sebagai sesuatu yang baik dan harus diperlakukan dengan baik, kecuali

jika diketahui dengan fakta bahwa orang tersebut harus diwaspadai dan

diperingati.

3.

Dalam

Q.S. al- Ḥujurāt/49:10

kita diperintahkan oleh Allah Swt. agar

senantiasa menjaga dan menciptakan perdamaian, memberikan nasihat

kebaikan, dan mendamaikan perselisihan saudara dengan saudara yang lain.

4. Dalam

Q.S. al- Ḥujurāt/49:12

dijelaskan perintah agar berprasangka baik

(

ĥ

usnu

żż

an)

kepada setiap orang, kita pun diperintahkan menghindari dan

menjauhkan diri dari berburuk sangka kepada sesama saudara kita, karena

berburuk sangka akan merusak keimanan dan merusak persaudaraan.

102

Kelas X SMA/MA/SMK/MAK

Evaluasi

A. Uji Penerapan

1. Untuk memberikan penilaian terhadap kemampuan membaca

al-

Qur’ān

, carilah teman sekelasmu. Kemudian, mintalah temanmu untuk

memberikan penilaian dengan memberikan tanda

checklist

(

) pada

kolom di bawah ini dengan jujur. Lakukan secara bergantian.

No.

Nama Siswa

Tartil

Cukup

Tartil

Kurang

Tartil

Tidak

Tartil

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Skala nilai:

Tartil

: 91 – 100

Cukup

tartil

: 81 – 90

Kurang

tartil

: 71 – 80

Tidak

tartil

: 61 – 70

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

103

2.

Tulislah kata/kalimat yang mengandung hukum

tajwid

pada

Q.S. al-

Ḥujurāt/49:10

dan

12

pada kolom di bawah ini.

No.

Lafal/Kata

Hukum Bacaan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

B. Uji Pemahaman

Jawablah petanyaan-pertanyaan berikut dengan jelas.

1. Setiap muslim diperintahkan untuk melakukan

mujāhadah

an-nafs

supaya

hidupnya bahagia. Bagaimana cara menerapkan

mujāhadah

an-nafs

dalam

kehidupan sehari-hari?

2.

Apa yang akan kamu lakukan jika mengetahui ada dua orang

mukmin

sedang berselisih pendapat?

3.

Q.S. al- Ḥujurāt/49:10

mengandung pesan-pesan yang mulia. Jelaskan

kandungan

Q.S. al-

Ḥujurāt/49:10

tersebut.

4. Seseorang yang terbiasa

ĥ

usnu

żż

an

akan memperoleh banyak manfaat

dan hikmah. Sebutkan manfaat dan hikmah orang yang ber

ĥ

usnu

żż

an

.

5.

Sebutkan hukum bacaan

ikhfa’, i

żhār,

dan

Idgām bigunnah

yang terdapat

dalam

Q.S. al-Ḥujurāt/49:12

.

104

Kelas X SMA/MA/SMK/MAK

C. Refleksi

Berilah tanda

checklist

(

) yang sesuai dengan dorongan hatimu untuk

menanggapi pernyataan-pernyataan berikut ini.

No.

Pernyataan

Kebiasaan

Selalu Sering

Jarang

Tidak

Pernah

Skor 4 Skor 3 Skor 2

Skor 1

1.

Saat ada bisikan hawa nafsu

untuk berbuat maksiat, saya

segera membaca

ta’awu

ż

.

2.

Saya puasa Senin-Kamis

untuk mengendalikan diri dan

mendekatkan diri kepada Allah

Swt.

3.

Saya meminta maaf kepada

teman jika saya bersalah.

4. Saya mudah memaafkan

kesalahan teman.

5.

Saya optimis mampu meraih

cita-cita.

6.

Saya membaca

istighfar

ketika

melakukan kesalahan.

7.

Saya bertutur kata lemah lembut

kepada teman.

8.

Saat berjumpa teman, saya

menyapa dengan ramah.

9.

Saya menghormati perbedaan

pendapat.

10.

Saya menjaga persaudaraan

dengan sesama mukmin.